Studi Banding Layanan TI di University of Groningen

Bywidyawan

Studi Banding Layanan TI di University of Groningen

Pada akhir tahun 2012, saya berkesempatan untuk mengunjungi negeri Belanda. Kunjungan ini dalam rangka penelitian bersama seorang Professor di RuG (University of Groningen).

Selain nge-lab dan diskusi dengan peneliti dan kandidat PhD, saya menyempatkan diri untuk melakukan studi banding di IT Centre-nya yang bermarkas di gedung Zernikeburg. Ditemui oleh CTO nya, dia bercerita dari berbagai hal, dari jaringan, software sampai email.

Di Belanda, terdapat jaringan yang menghubungkan semua Universitas yang ada. Surfnet, nama jaringan tersebut, dikelola oleh pemerintah, semacam Dikti-nya Indonesia. Surfnet melanggan Internet yang kemudian didistribusikan kepada Universitas anggotanya. Dengan demikian, mereka bisa mendapat harga yang miring karena beli partai besar. Sebagai contoh RuG melanggan bandwidth sebesar 10 Gbps dengan harga euro 300,000 atau setara 3M rupiah. Di Indonesia uang yang sama hanya cukup untuk 200 Mbps.

Backbone di RuG mempunyai kapasitas 10Gbps, dengan masing-masing gedung sampai ke PC sebesar 1 Gbps. Tahun depan kapasitas backbone dan bandwidth akan ditingkatkan menjadi 100 Gbps.
Sepertinya bandwidth diatas merupakan angka yang sangat besar, tapi ternyata itu hanya dibayar sebesar biaya untuk bayar bandwidth di UGM !!

Selain itu lisensi software dan anti-spam filter dilanggan oleh Surfnet. Universitas tinggal menggunakan. Email server yang digunakan merupakan produk Sun, tapi tahun depan bersama dengan 10 universitas top di Belanda lainnya mereka akan menggunakan Google Apps for Education. Firewall yang digunakan produk dari Palo Alto (seharga 120K) dan LANguardian untuk mendeteksi adanya virus di jaringan.

IT centre di RuG melayani 30000 mahasiswa dan 6000 staf. Untuk menangani itu semua mereka mempekerjakan 200 orang dengan 50 orang diantaranya adalah bagian helpdesk. Anggaran mereka 20 juta euro/tahun atau setara dengan lebih dari 200 M rupiah.

Sinergi dan integrasi antar pelaku TI sangat diperlukan. Bila universitas di Indonesia dan dikti bisa memberdayakan jaringan antar Univ. (Inherent) yang dipunyai, maka kita akan mempunyai daya tawar yang lebih baik. Hal itu akan berimbas pada turunnya harga bandwidth sehingga meningkatkan akses dan penetrasi Internet di Indonesia. Bandwidth di Indonesia sebenarnya sudah turun dibanding beberapa tahun lalu, tapi seharusnya bisa lebih muraaah lagi.

Kesungguhan pelayanan TI juga bisa dilihat dari besarnya alokasi SDM dan besaran anggaran. Seperti pepatah Jawa, jer basuki mawa beya :).

About the author

widyawan administrator